Senin, 07 Juni 2010

TARIAN ANGIN

seusai angin menghujani boning-bonang kehidupan

angin menari-nari memasuki hari-hariku

memancarkan mata hurufmu sunyi tanpa nada-nada

tetapi mengapa angin itu berubah berisik

mengganggu ketenangan di sela-sela buluh kata-katamu

mencakar kulitku dengan pisau rambutmu

yang mengeluarkan air-air senyummu

di antara pucuk-pucuk tulang daun

yang tersimpan cinta gongku yang membara

lalu datang suara yang mengusik

dari dalam lubang-lubang hatimu

batuk-batuk itu mencekik tubuh

pilek itu membasuh hidung

pusing itu keliling di otak rumahku

bersama pengawalnya membawa debu tangismu

ke dalam urat daun yang menggeliat

di tubuh-tubuh rokok seruling jiwaku

yang melamunkan wajah-wajah lidiku

menuju lecutan kebeningan embun

yang memakan cahaya kehijauan perbukitan

untuk mengambil setetes rindu

yang menyelinap di gigi-gigimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar