Kulihat lentera kedamaian yang memerciki
ruang rindu surgaku berpagar jubah putih membening
Lantai suciku membiaskan ranjang cahaya ketenangan
yang mengajak bibirku menyibak kelambunya
Sehingga lentera adalah makanan roh dan raga
yang menyunting tubuh gelapku
dari buluhku hingga pijakku
Kini hati dan jiwaku ikut merasakan tawanya
bersenda gurau dengan arterinya
bercanda mengoyak tabir buram kehidupan
Segala cerita ikut tersenyum
menolong jenuhku dengan sebongkah lembayung senja
Dia adalah mata batinku
sehingga tak ada kelam yang menceraikan
seperti debur pantai dan ombak keikhlasan
Langit luas menyelimuti tawanya
dan meraba kesirnaan duka
mengusir debu-debu dan menghujani cahayanya
dalam nyanyian angin datang dan meniup habis perih jiwa
hingga telentang damai di ranjang bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar